,

Penerapan Metode Discovery Learning untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran PAI Kelas III SD Negeri 1 Bedalisodo Kecamatan Wagir

Avatar Muhammad Soleh
70 / 100

Abstrak

Penerapan metode Discovery Learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran PAI kelas III SD Negeri 1 Bedalisodo Kecamatan Wagir. Pembelajaran PAI yang dilakukan peneliti sebagai pengajar selama ini kebanyakan menggunakan metode konvensional. Kemampuan peserta didik dalam memahami makna dan inti ibadah shalat masih sangat kurang. Hal ini dapat diketahui dari hasil penilaian tengah semester yang mayoritas nilai peserta didik di bawah KKM. Peserta didik dalam mengikuti pembelajaran juga terkesan bosan dan kurang bersemangat. Oleh karena itu, peserta didik dalam belajar hanya sekedar berada di dalam kelas dan pembelajaran seoalh-olah mendengarkan ceramah yang
membosankan.

Latar belakang tesebut menggugah penulis untuk melakukan penelitian agar permasalahan dapat diselesaikan. Maka pennulis mengangkat sebuah permasalahan yaitu bagaimana penerapan metode discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran PAI Kelas III SD Negeri 1 Bedalisodo Kecamatan Wagir?

Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif dengan guru kelas III dan subyek penelitian adalah kelas III SD Negeri 1 Bedalisodo tahun pelajaran 2019/2020. Hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV menghasilkan kesimpulan yang berarti, yaitu penerapan metode Discovery Learning dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik.

Hal ini daat diketahui dari penginkatan yang terjadi pada tiap siklus, yaitu mulai dari 52,30 (Siklus I), 85,4% (Siklus II), dan pada siklus III, keaktifan peserta didik menunjukkan angka 94%. Begitu pula pada aspek hasil belajar peserta didik menunjukkan peningkatan pada tiap siklusnya, yaitu Pada siklus I terlihat rata-rata kelas berada pada 65, persentase ketuntasan belajar 45% peserta didik tuntas. Pada siklus II rata-rata kelas 80, persentase ketuntasan 75%. Pada siklus III nilai rata-rata kelas 85 dan persentase ketuntasan 90% peserta didik tuntas.

Kata kunci: penerapan metode discovery learning, keaktifan peserta didik, hasil belajar PAI, PTK, Penelitian Tindakan Kelas.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yag telah memberikan rahmat dan pertolongan-Nya, sehingga penelitian tindakan ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam Allah semoga tetap tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga beserta para sahabatnya.

Penelitian tindakan kelas ini sebagai wujud upaya penulis sebagai pendidik dalam memberikan pelayanan kepada peserta didik agar menjadi lebih berkualitas. Sehingga diharapkan pembelajaran PAI di sekolah tidak lagi didominasi dengan pembelajaran yang konvensional dan monoton.

Terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penelitian ini. Semoga kedepannya dapat berkolaborasi pada penelitian-penelitain selanjutnya. Kritik dan saran yang membangun tetap diharapkan dari semua pihak, mengingat penelitan ini masih jauh dari kata sempurna demi kemajuan dan perbaikan di masa yang akan datang.


Malang, Desember 2019
Peneliti

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Islam di dalam sekolah merupakan salah satu bentuk upaya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Yang mana salah satu cirinya adalah beriman serta bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa seta berbudi pekerti luhur.

Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk mendidik seseorang memahami ajaran agama Islam dengan mengembangkan potensi kecerdasan berpikir, emosional serta spiritual untuk bekal kebahagiaan di dunia dan akhirat. Salah satu komponen pendidikan adalah pembelajaran di kelas, yang menjadi komponen penting di samping komponen-komponen lain yang saling berkaitan. Karena begitu pentingnya peran pembelajaran, maka diperlukan pembelajaran yang ideal agar penyampaian materi kepada peserta didik dan proses belajar peserta didik dapat terlaksana dengan baik.

Pembelajaran yang ideal menurut Ian James Mitchell dalam disertasinya mewujudkan perilaku belajar yang efektif sebagai berikut: (1) Perhatian peserta didik yang aktif dan terfokus kepada pembelajaran, (2) berupaya menyelesaikan tugas dengan benar, (3) peserta didik mampu menjelaskan hasil belajarnya, (4) peserta didik difasilitasi untuk berani menyatakan ketidaksetujuan, (6) peserta didik dimotivasi untuk berani meminta informasi yang relevan dengan topik bahasan lebih lanjut (Suyono dan Hariyanto, 2012:210).

Metode Discovery Learning adalah pembelajaran yang berlangsung tanpa adanya informasi final dari suatu konsep atau materi, peserta didik harus mengorganisasi solusinya secara mandiri (Jerome Bruner). Model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan cara menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, sehingga hasil yang didapatkan bisa bertahan lebih lama (M. Hosnan).
Model pembelajaran yang bahan pelajarannya ditemukan oleh peserta didik melalui berbagai kegiatan. Berdasarkan hasil pengamatan awal ditemukan fakta bahwa proses pembelajaran pada materi Pendidikan Agama Islam kelas tiga di SD Negeri 1
Bedalisodo Kecamatan Wagir tidak memenuhi kriteria yang ada pembelajaran efektif sepeti yang dikemukakan oleh Ian James Mitchell di atas.

Penerapan metode discovery learning

Di antara fakta yang ditemukan ialah (1) sebagian besar peserta didik kurang aktif dan kurang fokus dalam mengikuti pembelajaran, (2) peserta didik kurang bersemangat dalam menyelesaikan tugas dan cenderung menganggap tugas sebagai beban, (3) peserta didik tidak mampu menjelaskan hasil belajarnya, (4) peserta didik cenderung tidak berani mengungkapkan tidak setujuannya terhadap materi yang diajarkan, (5) peserta didik enggan meminta informasi akan informasi yang lebih lanjut, (6) sebagian besar hasil belar peserta didik pada penilaian tengah semester tahun ajaran 2019/2020 tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM), yang dalam materi PAI sebesar 75 untuk kelas 3.

Dalam kegiatan pembelajaran guru kurang memperhatikan tentang metode dan media pembelajaran yang digunakan sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar, pembelajaran yang menyenangkan. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan penugasan sehingga pembelajaran hanya berpusat pada guru.

Guru terkesan mengajar hanya sekedar menyampaikan materi dan menggugurkan kewajiban sebagai guru. Hal ini berimplikasi pada kegiatan pembelajaran yang membosankan dan minimnya hasil belajar peserta didik. Fakta ini menjelaskan bahwa ada permasalahan yang harus segera dicarikan solusi agar pembelajaran mata pelajaran PAI di kelas 3 SD Negeri 1 Bedalisodo
dapat lebih efektif dan mendekati ideal.

Untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih ideal perlu digunakan metode pembelajaran yang lebih menitik beratkan pada peran peserta didik. Sehingga peserta didik dapat lebih aktif dalam belajar, lebih termotivasi dan tertarik menemukan dan mengembangkan pengetahuannya.

Metode Pembelajaran Discovery Learning bertujuan untuk (1) memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, (2) melatih peserta didik untuk berpikir secara sistematis dan ilmiah dalam menyelesaikan suatu permasalahan terkait materi, (3) meningkatkan pola pikir kritis bagi peserta didik, (4) melatih peserta didik dalam menyusun strategi untuk meningkatkan pemahaman mereka terkait materi yang diajarkan. Adapun manfaat menggunakan metode Discovery Learning dalam pembelajaran adalah memberikan pemahaman yang lebih lama kepada peserta didik, pembelajaran lebih terfokus pada peserta didik, dan keaktifan peserta didik dalam menggali informasi.

Berdasarkan pemaparan di atas tentang proses pembelajaran yang ideal dan implikasinya terhadap pemahaman peserta didik dibandingkan dengan kondisi riil terjadi ketimpangan. Pembelajaran yang ideal menempatkan peserta didik menjadi pusat pembelajaran dan guru menjadi fasilitator dan pembimbing. Sedangkan di dalam fakta ditemukan bahwa guru masih menggunakan metode ceramah dan menganggap pembelajaran hanya proses transformasi pengetahuan dari guru kepada murid.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti memilih mencoba menerapkan metode pembelajaran yang merangsang keaktifan peserta didik dengan judul “Penerapan metode Discovery Learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran PAI kelas III SD Negeri 1 Bedalisodo Kecamatan Wagir

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

  1. Hasil belajar peserta didik belum mencapai KKM yang ditentukan
  2. Kegiatan pembelajaran jauh dari ideal
  3. Kegiatan pembelajaran masih terpusat pada guru
  4. Metode pembelajaran ceramah tidak sesuai dengan profil peserta didikn abad 21 yang cenderung aktif
  5. Peserta didik terlihat ramai sendiri dan tidak fokus pada pembelajaran
  6. Peserta didik kurang aktif berperan dalam kegiatan pembelajaran

C. Perumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas terdiri dari:

  1. Bagaimana penerapan metode Discovery Learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik kelas III SD Negeri 1 Bedalisodo

D. Batasan Masalah

Masalah pada penelitian ini dibatasi agar pembahasan tidak melebar kepada hal yang tidak terkait ada permasalahan yang ada. Oleh karena itu masalah dibatasi pada:

  1. Peningkatan kualitas pembelajaran PAI dengan metode Discovery Learning
  2. Peningkatan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran PAI
  3. Peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI

E. Tujuan Penelitian

  1. Mendeskripsikan penerapan metode Discovery Learning untuk meningkatkan keaktifan peserta didik pada pembelajaran PAI kelas III SD Negeri 1 Bedalisodo.
  2. Mendeskripsikan penerapan metode Discovery Learning untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran PAI kelas III SD Negeri 1 Bedalisodo

F. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan ini diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga lebih ideal. Manfaat tersebut di antaranya:
1. Bagi Siswa
a. Hasil tindakan dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran PAI
b. Hasil tindakan dalam penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman peserta didik akan materi yang dipelajari
dan kegiatan belajar lebih menyenangka

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Pustaka

a. Pengertian Discovery Learning

Pengertian Metode

Pengertian metode adalah cara atau prosedur yang digunakan dalam mencapai tujuan tertentu. Metode ini melibatkan langkah-langkah terorganisir dan terpikirkan dengan baik untuk mencapai maksud dan tujuan yang ditetapkan.

Berikut adalah beberapa tokoh yang menyebutkan pengertian metode:

  1. John Dewey: John Dewey, seorang filosof, psikolog, dan pendidik Amerika Serikat, mencetuskan bahwa metode adalah cara untuk mengarahkan aktivitas belajar sehingga siswa dapat mencapai pemahaman yang mendalam.[^1]
  2. Jean Piaget: Jean Piaget, seorang psikolog Swiss terkenal dengan konsep perkembangan kognitif pada anak, mengungkapkan bahwa metode merupakan serangkaian tahapan pembelajaran yang didasarkan pada tingkat perkembangan kognitif anak.[^2]
  3. Lev Vygotsky: Lev Vygotsky, seorang psikolog dan ahli teori pembelajaran sosial, menjelaskan bahwa metode melibatkan pengaruh lingkungan dan interaksi sosial dalam proses pemahaman dan pembelajaran individu.[^3]
  4. Maria Montessori: Maria Montessori, seorang dokter Italia dan pendidik yang mengembangkan metode pendidikan Montessori, menekankan bahwa metode melibatkan langkah-langkah pendidikan yang didasarkan pada pengamatan individu anak dan penghargaan terhadap kemampuan mereka.[^4]

Dengan demikian metode diartikan sebagai cara atau jalan tertentu yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Cara atau jalan tersebut merupakan hasil pemikiran seseorang yang ingin mencapai tujuan. Tujuan dapat dicapai dengan tepat dan cepat jika metode atau cara yang digunakan betul-betul sesuai dengan faktor-faktor dan kondisi yang ada di lapangan.

Dalam konteks pembelajaran metode merupakan salah satu faktor penting terselenggaranya pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri. Maka guru sebagai pendidik dan fasilitator pembelajaran harus menemukan rumusan metode pembelajaran yang paling tepat sesuai dengan materi, karakteristik peserta didik dan kondisi sarana prasarana yang ada. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Oemar Hamalik yang menegaskan bahwa metode mengajar yang digunakan menentukan suksesnya pekerjaan guru di dalam pembelajaran.

Penggunaan metode dalam pembelajaran guru harus berpedoman pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

  1. Metode mengajar berdasarkan pada tujuan pembelajaran
  2. Metode mengajar yang berorientasi pada peserta didik harus berdasarkan pada kondisi peserta didik, pribadi guru dan lingkungan belajar
  3. Metode mengajar dapat dilakukan secara lebih efisien dengan bantuan alat bantu mengajar atau media
  4. Tidak ada metode mengajar yang paling sempurna, metode yang baik apabila berhasil mencapai tujuan pembelajaran
  5. Metode mengajar dapat dinilai berdasarkan penilaian hasil belajar peserta didik
  6. Menggunakan metode mengajar yang bervariasi

Di dalam kegiatan pembelajaran memiliki kedudukan yang penting dalam menentukan keaktifan peserta didik yang berimplikasi pada berhasilnya proses belajarnya. Keaktifan peserta didik sendiri bergantung pada faktor motivasi belajar.

Oleh karena itu metode pembelajaran memiliki kedudukan sebagai berikut:
a) Metode sebagai motivator ekstrinsik Motivasi diartikan sebagai perubahan energi dalam diri seseorang dengan ditandai oleh timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.6

b) Metode sebagai strategi pembelajaran Peserta didik memiliki keunikannya tersendiri termasuk dalam hal belajar. Hal ini karena banyak faktor dalam tumbuh kembang peserta didik. Oleh karena keunikan tersebut, daya serap peserta didik terhadap materi yang dipelajari menjadi berbeda, ada yang dapat menyerap materi dengan cepat, ada yang sedang, dan ada pula yang lambat. Cara atau gaya belajar peserta didik juga berbeda antara satu dan lainnya, ada yang visual, auditori, maupun kinestetik tergantung potensi kodrati peserta didik. Maka diperlukan strategi pembelajaran yang beragam untuk mewadahi perbedaan-perbedaan tersebut.

c) Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran adalah pedoman atau arah, ke mana pembelajaran akan dibawa. Dan jalan menuju tujuan tersebut adalah metode yang tepat di dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru dalam pemilihan metode mengajar yang tepat juga harus mempertimbangkan beberapa faktor penting, yaitu: tujuan, kemampuan guru, kemampuan peserta didik, besarnya kelompok belajar, alokasi waktu, tempat dan fasilitas.

Metode pembelajaran yang tepat menjadi faktor penting tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam memilih metode pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran.

Pembelajaran discovery learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara penuh seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis dalam rangka menemukan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara mandiri sebagai wujud perubahan perilaku.8

Hosnan (2009) mendefinisikan discovery learning sebagai model untuk mengembangkan cara belajar aktif dari peserta didik dengan cara menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, dengan tujuan pengetahuan atau hasil yang diperoleh lebih bermakna, tahan lama dan tidak mudah dilupakan.9

Pembelajaran dengan metode discovery learning mendorong peserta didik untuk menemukan dan mentransformasikan informasi, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan mengembangkannya menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan perkembangan zaman.


Avatar Muhammad Soleh
%d blogger menyukai ini: